Langsung ke konten utama

Karru Ri Bantilang Pinisi

"Kehidupan dibalik Megahnya Pinisi"
.
Keberadaan Perahu Pinisi kini telah diakui dunia, sebagai warisan takbenda dunia oleh UNESCO. Hal tersebut menjadi kebanggaan bagi warga Bulukumba, juga Sulawesi-Selatan bahkan Indonesia. Pembuatan Perahu Pinisi sendiri terbagi atas tiga tempat yaitu, Desa Ara, Desa Bira, dan Tanah Beru.
.
Menjadi kebanggan tersendiri karena Perahu Tradisional khas Sulawesi-Selatan ini, tak hanya diminati oleh konsumen lokal saja, namun juga diminati konsumen luar negeri, seperti Belanda, Swiss, Austria, Inggris, Jepang, Tiongkok, Filipina dan Malaysia. Namun dibalik kebanggan tersebut, terselip kehidupan para pekerja pinisi yang jarang diketahui oleh banyak orang.
.
Salah seorang pekerja pinisi mengaku membuat kapal pinisi bukanlah hal yang berat karena dikerjakan secara ikhlas, bukan paksaan. Eratnya rasa persaudaraan dan gotong royong membuat pengerjaan pinisi terasa ringan, meskipun upah yang didapat tidak seberapa. Layaknya pekerja biasa, pergi pagi pulang malam bahkan bekerja lembur jika pengerjaan pinisi sudah berada pada tahap finishing, biasanya untuk pengecatan dan lain sebagainya.
.
Tak mengenal teriknya matahari, tak usah juga mengharapkan halusnya jemari, bahkan alat-alat tajam yang tak jarang melukai daging pembungkus tulang. Tapi hal tersebut bukan berarti mematikan semangat para panrita lopi (pekerja pinisi). Kurangnya pemasokan kayu menjadi salah satu penyebab tersendaknya pengerjaan perahu pinisi, biasanya jika kayu benar-benar kosong mengakibatkan cuti otomatis akan dirasakan para tukang. Mencari pekerjaan sampingan merupakan jawaban agar dapur tetap mengepul.
.
Warisan Perahu Pinisi yang kini telah diakui oleh dunia tak sebanding dengan keringat dan darah yang perjuangkan para pekerjanya.
.
Saya sendiri berasal dari desa Ara, keluarga yang notabenenya seorang pekerja pinisi. Sejak lahir dibesarkan hingga sekarang murni dari darah pekerja pinisi, dan saya bangga lahir di 'Butta Panrita Lopi'.
.
#Siberkreasi #soitotmakassar #soitotmakassar2 #kemenkominfo #trainingoftrainer #Siberkreasimakassar #soitotmkssr

Karya Devy Fitriany

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Legenda Pinisi

LEGENDA PINISI karya Panrita Lopi ARA Kapal Pinisi adalah kapal buatan suku Bugis dan suku Makassar, juga menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia. Sentra penbuatan kapal ini lebih banyak berada di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dengan beberapa rentetan ritual sepanjang pembuatan dan peluncurannya. Segala hal tentang Pinisi, lebih lanjut seperti berikut ini. 1. Berasal dari Pecahan Kapal Yups, meski megah bak raksasa, kapal Pinisi lahir dari puing-puing kapal yang pecah dihantam ombak. Kisah ini berawal di sekitar abad ke-14, saat putra mahkota Kerajaan Luwu, Sawerigading, berlayar ke negeri China untuk meminang seorang wanita bernama We Cudai. Niat sang Putra Mahkota memang terwujud, tapi nahas saat pelayaran kembali ke kerajaan Luwu, kapal yang ditumpangi pangeran terhadang ombak dan terbelah menjadi tiga. Puing-puing kapal Sawerigading ini kemudian terdampar di tiga tempat berbeda, yaitu di desa Ara, Lemo-Lemo, dan Tanjung Bira. Oleh masyarakat dari ketiga desa ini, pui

Pinisi Jadi Rumah Sakit Terapung

Kapal Pinisi Disulap Jadi Rumah Sakit Apung JAKARTA, KOMPAS.com - Demi menjangkau ke daerah terpencil, kapal Pinisi disulap Yayasan Dokter Peduli DoctorSHARE menjadi rumah sakit terapung. Kapal berukuran 23,5 x 6,55 meter ini siap membantu masyarakat memperoleh pengobatan yang aman dan bermutu. Kapal ini dilengkapi dengan fasilitas rumah sakit seperti ruang periksa, kamar bedah, kamar Rontgen, laboratorium, ruang rawat inap dan beberapa ruangan penunjang lainnya. "Ada delapan kasur untuk menampung pasien. Selain itu juga terdapat kamar untuk operasi besar. Jadi ini seperti rumah sakit pada umumnya," ujar Sekjen DoctorSHARE dr Luyanti, Kamis (14/3/2013), di Kemayoran, Jakarta Pusat. Ide RS apung ini, kata Luyanti, melihat tidak meratanya layanan kesehatan yang aman bagi masyarakat yang berada di daerah terpencil. "Kami melihat masih banyak masyarakat yang masih sangat sulit untuk mendapatkan kesehatan, khususnya bagi masyarakat yang berada di pulau terpencil. Itu yang men

PINISI Budaya Dari ARA

PERAHU PINISI KARYA BUDAYA ARA DI ANTARA BANGKIT DAN DILUPAKAN  Oleh.Drs.Muhannis (Disampaikan Pada Diskusi Publik Mengenai Pinisi, Desa Ara Sabtu 25 Agustus 2012) A.Pendahuluan Drs.Muhannis Menyebut pinisi,ingatan orang pasti mengarah kepada sebentuk karya cipta anak manusia Ara yang konon adalah nama sebuah kawasan tempat lahir dan berkumpulnya Panrita lopi yang keahliannya terkenal seantero dunia. Kampungnya menyembul di antara bukit kapur yang gersang dan pantai landai di salah satu sudut Bulukumba yang keberadaan karyanya sudah sangat mengkhawatirkan eksistensinya di muka bumi ini.Paling tidak bagi pemerhati-pemerhati kebudayaan yang menghargai dan mengetahui akan keadiluhungan karya cipta itu. Pinisi dengan segala identitasnya, begitu gagahnya berlayar diantara deretan perahu-perahu bangsa lain yang telah bersama-sama mengarungi samudra entah telah berapa tahun lamanya dan berapa tahun lagi sebelum punah.Tapi bagi sebagian orang,termasuk petinggi-petinggi bangsa ini,sepertinya me